Honestly... kurang sreg di awal karena udah menduga dg gaya penulisannya Mieko Kawakami. Karena ceritanya yg slow banget, gk ada konflik besar atau drama yg heboh. Tapi, justru itulah banyak makna yg terselip.
Mengisahkan Fuyuko seorang perempuan yang hidupnya bener2 sepi. Gak banyak interaksi, kerjaannya nyoreksi naskah, jalan sendirian, bahkan ulang tahun sendirian.
Sebenarnya, Fuyuko sendiri kayak nyari tempat buat bisa ngerasa dihargai, cuma masalahnya dunia sekitar gak kasih ruang buat dia.
Dan dia sampai ketemu dg beberapa orang, seperti Hijiri yg ngasih nasihat yg gk selalu bisa dipahami, dan Mitsutsuka yg selalu ada, meski bukan dg cara yg kita harapkan. Dan buku ini gk kasih solusi, gk ada happy ending ala film.
Tapi, buku ini ngajarin soal jujur. Tentang betapa sulitnya nyari makna hidup di tengah rutinitas. Tentang keinginan u/ berubah, tapi gk tau mulai dari mana. Buku ini bukan u/ semua orang. Tapi, bagi yg pernah merasa asing di tengah keramaian, atau mempertanyakan makna hidup di antara rutinitas yg menjemukan, buku ini cocok buat nemenin kalian.
Beberapa kutipan yang nyangkut banget:
“Aku tidak takut sendirian. Aku takut menyadari bahwa aku sendirian.”
“Mungkin aku hanya ingin seseorang melihatku. Bukan karena aku istimewa. Tapi karena aku ada.”
https://app.thestorygraph.com/reviews/df941692-521a-4765-9e29-460fb10b36fa

Tidak ada komentar:
Posting Komentar