Senin, 14 April 2025

Review Buku: Batu Berkaki


Jujur, awalnya aku pikir Batu Berkaki bakal jadi cerita thriller biasa, dengan pembunuhan misterius dan tokoh yang penuh rahasia. Tapi ternyata, ini lebih dalam dari itu. Buku ini bener-bener bikin mikir, karena nggak cuma fokus sama siapa pembunuhnya, tapi juga kenapa sih semua ini terjadi? Dan kenapa semua orang di desa itu seolah punya cerita tersembunyi yang nggak mau diceritakan?

Cerita dimulai dengan kematian Munarto, seorang pematung yang kaya dan terkenal. Yang bikin aneh, dia ditemukan tewas di depan patung karyanya yang cuma ada kaki, darah di mana-mana. Dan bukannya soal siapa yang bunuh dia, yang jadi pertanyaan adalah apa yang sebenarnya terjadi di desa itu? Setiap bagian cerita mengungkap sedikit demi sedikit tentang Munarto, desanya, dan banyak hal yang selama ini disembunyikan.

Yang menarik dari buku ini adalah cara penyampaian ceritanya. Alurnya mundur, dimulai dari hari Kamis dan kembali ke Senin. Awalnya sih agak bingung, tapi lama-lama aku malah ketagihan. Setiap hari yang diceritakan kayak ngasih clue yang bikin penasaran, dan justru itulah yang bikin cerita ini nggak bisa ditebak.

Satu hal yang aku suka adalah bagaimana Chandra nggabungin mitos lokal ke dalam cerita. Ular yang katanya bisa menculik bayi, legenda-legenda yang biasa kita denger dari orang tua, ternyata dipakai untuk manipulasi. Itu buat aku menarik banget, karena nggak cuma ngasih cerita misteri, tapi juga ngasih pandangan baru tentang bagaimana mitos bisa jadi alat buat kontrol sosial.

Kalau kamu suka cerita thriller dengan twist dan hal-hal yang nggak langsung kelihatan, Batu Berkaki ini cocok banget. Ceritanya nggak terlalu banyak aksi, tapi penuh dengan ketegangan yang dibangun perlahan. Dan yang paling keren, kamu bakal ngerasa kalau cerita ini bukan cuma soal pembunuhan, tapi soal masa lalu yang nggak pernah selesai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar